Hal Sel, MataCamera.id - Peredaran kayu balok ilegal di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) semakin meresahkan. Aktivitas ilegal ini telah berlangsung cukup lama dan terus meningkat, mengakibatkan kerugian negara hingga puluhan miliar rupiah. Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) pun menyuarakan keprihatinannya terhadap maraknya perdagangan kayu ilegal di wilayah tersebut.

PJ Komisariat Daerah ISWA, Ramli Mangoda, pada Jumat (31/1/2025), mengungkapkan bahwa kayu-kayu yang beredar di pasaran saat ini banyak berasal dari pembalakan liar, bukan dari industri pengolahan kayu yang sah dan legal. Hal ini tidak hanya menyebabkan potensi kehilangan pajak yang besar bagi negara, tetapi juga mengancam industri kayu yang beroperasi sesuai regulasi.

"Jika kondisi ini terus dibiarkan, industri kayu yang legal di Halmahera Selatan akan semakin terpuruk. Para pelaku usaha yang patuh terhadap aturan bisa gulung tikar karena persaingan yang tidak sehat dengan pemain kayu ilegal," ujar Ramli.

Selain merugikan negara secara ekonomi, pembalakan liar juga berdampak buruk pada lingkungan. Kayu yang diambil secara ilegal sering kali berasal dari kawasan hutan yang seharusnya dilindungi, sehingga merusak keseimbangan ekosistem dan mempercepat degradasi hutan di Halsel.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara, H. Sukur Lila, menyatakan bahwa pihaknya telah menyusun sejumlah langkah untuk memberantas peredaran kayu ilegal di Halsel. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah mendirikan pos-pos pemantauan di titik-titik strategis yang sering menjadi jalur distribusi kayu ilegal.

"Kami akan membangun pos pengawasan di lokasi rawan serta meningkatkan patroli rutin untuk menekan praktik pembalakan liar. Harapannya, langkah ini dapat memberikan efek jera bagi para pelaku," kata Sukur Lila.

Jurnal Halsel