MATACAMERA.ID , Pontianak – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi Kalimantan Barat memadati halaman Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Pontianak, Kamis (12/09/2024). Mereka menuntut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pontianak, Aluwi, untuk mundur jika tidak segera menyelesaikan kasus dugaan korupsi pembangunan tower di IAIN Pontianak yang mencuat sejak tahun 2022 lalu.
Aksi dimulai sejak pukul 10.00 WIB dengan suara lantang meneriakkan tuntutan mereka melalui pengeras suara. Para mahasiswa terlihat membawa spanduk besar bertuliskan “Tangkap Koruptor! Usut Tuntas Kasus IAIN Pontianak!” Mereka mengkritik lambannya proses hukum yang dilakukan Kejari Pontianak terhadap kasus yang diduga merugikan negara hingga Rp2,5 miliar ini.
“Kajari Pontianak, jangan bersembunyi! Temui kami sekarang juga!” teriak seorang mahasiswa yang memimpin aksi, memancing semangat rekan-rekannya yang berorasi dengan penuh emosi.
Menurut Hidayat, Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi Kalimantan Barat, aksi ini digelar untuk menuntut transparansi dan keadilan atas dugaan korupsi yang melibatkan dana pembangunan tower di kampus IAIN Pontianak. “Sudah terlalu lama kasus ini mengendap tanpa kejelasan. Ada apa sebenarnya? Apakah Kejari takut atau sengaja menutup mata?” ujarnya dengan nada tegas.
Selama aksi yang berlangsung hingga pukul 12.30 WIB, mahasiswa kecewa karena tidak ada satu pun pejabat dari Kejari Pontianak yang muncul untuk berdiskusi dengan mereka. Mereka mengancam akan melakukan aksi lebih besar jika tuntutan tidak dipenuhi.
Daftar Tuntutan Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi Kalimantan Barat:
1. Tangkap Rektor IAIN Pontianak.
2. Usut tuntas kasus korupsi di IAIN Pontianak.
3. Mendesak Rektor IAIN mundur dari jabatannya.
4. Mendesak Kejari Pontianak menangkap dan menetapkan Rektor IAIN Pontianak sebagai tersangka.
5. Menuntut Kajari Pontianak mundur jika kasus ini tidak diselesaikan.
Hidayat menegaskan, aksi hari ini hanya permulaan. “Jika mereka terus bungkam, kami akan kembali dengan jumlah massa yang lebih besar. Kami menuntut keadilan, dan kami tidak akan berhenti sampai hukum ditegakkan!” tegasnya di tengah kerumunan.
Sejauh ini, Kejari Pontianak belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan mahasiswa. Sementara itu, masyarakat Pontianak terus memantau perkembangan kasus ini dengan harapan penegakan hukum dapat dilakukan dengan adil dan transparan.
Apakah Kajari Pontianak akan merespons atau tetap memilih diam? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang pasti, tekanan dari mahasiswa terus meningkat, menandai babak baru dalam perjuangan melawan korupsi di Kalimantan Barat.[AZ]
Editor:Muchlisin